Selasa, 25 Agustus 2015
Rabu, 12 Agustus 2015
renungan ku siang ini
Aku ingin kuat seperti Bima,Aku ingin tangkas dan berani seperti Arjuna,Aku ingin jujur dan bijaksana seperti Yudistira,Aku ingin rupawan seperti Nakula, danAku ingin cerdas seperti Sahadewa.
Semua tahu Panca Pandawa adalah lima kepribadian yang menjadi satu, kesetiaan pada ajaran dharma membuat mereka memenangi perang barata yang termashyur itu. Memerintah dunia dengan kebenaran dan mencapai kedudukan tertinggi pada swarga loka.
Semua penderitaan yang mereka alami sebagai hukuman atas perjudian yang dilakukan, yang mengharuskan mereka mengasingkan diri ke dalam hutan memiliki hikmah memperkuat lahir dan bathin mereka melalui pengalaman-pengalaman yang memberikan anugerah kepada mereka. Diantaranya bertambah kuatnya Bima setelah bertemu dengan saudara tuanya - Hanoman, bertambah saktinya Arjuna setelah bertapa di indrakila dan dianugerahi senjata sakti, serta Yudistira yang mendapatkan restu dari ayahnya langsung - Dewa Yama.
Namun dalam peperangan barata, tidak terhindarkan tindakan-tindakan berdosa harus diambil oleh para Panca Pandawa demi tujuan yang lebih mulia. Hal ini dibayar dengan menjadi penghuni neraka walau hanya selama sepertiga belas hari.
Panca Pandawa sangat menginginkan perdamaian pada mulanya, namun mereka tidak mampu menghindari takdir yang harus mereka lalui. Arjuna-pun demi memuaskan dirinya sendiri sempat menjadi ragu dan tidak mampu bergerak setelah melihat kenyataan yang harus dihadapinya bahwa ia harus melawan sanak keluarganya sendiri, teman, sepupu, guru bahkan kakekya Bisma yang paling dicintainya. Atas nasehat dan pencerahan yang diberikan oleh Sang Krsna, akhirnya ia sadar akan kewajiban yang harus ia tunaikan di perang barata itu. Bahwa ia hanya melakukan apa yang telah digariskan oleh Sang Pencipta untuk tujuan menegakkan kembali dharma di dunia. Akhirnya tanpa ragu Arjuna berperang membasmi musuh-musuhnya di medan perang.
Semua yang terjadi dalam epos besar Mahabarata, terjadi pada diri kita. Perang saudara yang merupakan refleksi dari perang antara kebenaran dan kebatilan terus terjadi di dalam diri kita. Godaan duniawi cenderung membutakan mata dan telinga kita untuk berjalan pada ketidakbenaran seperti yang dilakukan Duryodana sehingga ia menemui kehancuran.
Pada akhirnya jalan mana yang akan kita tempuh dalam menjalani kehidupan ini tergantung pada kita sendiri. Dengan bercermin pada kisah yang dialami oleh Panca Pandawa, hanya dharma yang akan menyelamatkan diri kita dari kehancuran.Renungan
Langganan:
Postingan (Atom)